twitter

Seperti yang kita tahu bersama bagaimana kelakuan dan tindak-tanduk generasi muda zaman sekarang. Entah itu dari anak SD, SMP, SMA dan bahkan tidak sedikit terdapat pada anak kuliahan baru. Lihat saja bagaimana mereka dalam menghadapi suatu permasalahan.

Hal pertama yang biasannya muncul adalah bagaimana supaya masalah ini cepat selesai namun yang disayangkan adalah cara menyelesaikannya. Terkadang mengambil jalan pintas. Jalan pintas di sini artinya sangat beragam, jadi tergantung dari anda bagaimana melihatnya. Contohnya saja: lari dari permasalahan tersebut, mengkambinghitamkan orang lain hanya demi terlepas dari masalah tersebut.



Inilah yang saya maksud, berpikir instan. Salah satu bentuk lainnya yaitu dalam mengerjakan tugas, copy dan pastelah yang dijunjung tinggi. Ada juga perilaku hedon, yang sangat menjengelkan sebenarnya. Ada lagi yaitu lebih memilih yang lebih bersifat hura-hura. Tidak dapat dipungkiri kalau inilah yang diinginkan semua orang, termasuk saya pastinya.

Namun, menjadi salah kalau terlalu berlebihan. Dan yang sekarang sepertinya marak yaitu memanfaatkan uang yang ada dimana uanglah yang bekerja. Kalau mau dipandang dari segi negatifnya memang tidak sepenuhnya benar. Karena disini ada pembenaran yang bisa masuk akal. Mengelolah apa yang ada disekitar kita menjadi sesuatu yang berguna salah satunya yaitu uang. Ngerti ndak sampai di sini? Mudah-mudahan, amin.

(tarik nafas dulu…hhmm…aahhh…!!!)

Ok lanjut. Dari sepenggal kata di atas masih ada yang lain. Baru-baru ini diadakan tes seleksi penerimaan mahasiswa baru. Kebetulan saya ada di situ untuk urusan lain. Terlihat sederet ibu-ibu yang ternyata setelah saya perhatikan, mereka ada di situ untuk menunggu anaknya yang sedang ujian. ASTAGA, hari gini anak yang sudah mau kuliah masih ditemani untuk mengurus hal-hal seperti itu (maaf kalau mungkin agak menyinggung, karena saya tahu pasti ada alasan lain tentunya). Kasih sayang dan protecting dari orang tua memang perlu, tapi ndak sampai segitunya kali’. Kapan mereka bisa mandiri. Tapi perlu diingat. Ini hanya untuk sebagian orang saja, jadi jangan cepat naik pitam yaa…! (just opinion).

Pemikiran saya sampai di sini, kalau orang tua juga memberikan dampak yang kurang baik atau negatif (subjektif). Akibat dari terlalu sayangnya mereka dengan anaknya sampai-sampai mereka yang harus mengusahakan semuanya. Memang sih tidak salah kalau begitu, tapi saya kira ada batasannya. Mana yang mereka harus lakukan sehingga bisa belajar, dan mana yang belum.
Kalau mau berbicara mengenai perbedaan dengan anak zaman dulu dan sekarang, sangat besar perbandingannya. Dari cara berpikir dan lain-lain.

Pendahulu saya pernah bilang, “Kasihan dan kecewa saya melihat generasi sekarang. Bisanya cuman hura-hura dan hal-hal yang tidak perlu. Padahal masih banyak kegiatan lain yang berguna seperti membaca dan diskusi atau apalah.” Nah itulah yang pernah saya tangkap. Oh iya, ada juga balasan yang mengatakan seperti ini, “Ini para pendahulu maunya saja yang mau dituruti. Dunia sekarang sudah bukan dunia yang dulu lagi. Sudah berubah cez…! Tidak mungkin hal yang ada pada diri mereka diterapkan ke kita. Lagian jalan hidup di dunia ini bukan cuma satu, banyak kai’.” Ya bisa dikatakan seperti ini “DULU vs SEKARANG”, (hahaha…. Lucu juga).

Sebenarnya bukan cuman anak generasi sekarang saja. Kalau mau dilihat ke belakang, ada juga anak-anak dulu yang mentalnya seperti kerupuk. Nah, inilah yang menjadi akar dan dipraktekkan oleh mereka yang sekarang. Itulah yang menghasilkan mental zaman sekarang yang lebih parah. Jadi tidak sepenuhnya mereka yang sekarang yang salah. Tidak juga. Mmm….kayak gitulah…!

Namun jauh sebelum semuanya itu terlontar, saya sudah menyatakan kalau tidak semua yang terlukiskan itu terjadi pada semua orang, Tidak! Dari semuanya itu ada sisi baiknya juga loh, selama masih ada yin dan yang. Saya hanya mengungkapkan opini dari ruang negatifnya saja… maklumlah model pemikiran yang selalu ingin mengkritik.

Source: Banua

3 Nov 2010 | 0 komentar |

0 komentar:

Posting Komentar